Rabu, 17 Desember 2008

My New LiVe In Here

Sebelumnya, tak ada yang tahu tentang hal ini. Aku menyimpannya rapat – rapat di dalam hati dan pikiranku. Otakku benar – benar kaku dan aku tak dapat berkutik lagi. Aku bingung harus bagaimana. Protes pasti tak dapat respon, maju aku yang tersiksa. Semuanya di luar dugaanku.

Sekarang aku berada di sini. Terdampar di sebuah kota yang sangat tidak aku harapkan. Entah mengapa aku sulit menerima keadaan ini. Lebih baik mengenyam pendidikan di tempat bunda mengandung daripada mengais ilmu di kota yang tidak kuharapkan.

Hari – hari pertama, aku sulit bergaul dengan mereka. Karena mereka nge-Gap. Harus berbuat apa, aku juga tak tahu. Padahal, aku sudah berusaha memberi yang terbaik tetapi mereka tidak dapat menerima. Aku benci dengan situasi seperti ini. Sakit hati aku simpan sendiri. Butuh cara dan sikap yang tepat untuk mendapatkan hati mereka.

Dan … akhirnya, aku menemukan seseorang yang sedikit mengerti perasaanku. Perempuan yang mampu menggantikan sosok mama. Bersifat keibuan, simpatik, pengertian, itulah dia. Memang kadang lidahnya menjadi pisau. Mampu menusuk jantungku yang berdetak lemah. Ah … Tapi semuanya menjadi terbiasa. Lama – kelamaan, aku tahu sifat asli orang – orang tempatku terdampar.

Inilah hasil semuanya. Memang belum sepenuhnya. Tapi, kenyataan tak dapat berbohong. Aku tidak bisa jika di sini terus. Semangat??? Sudah pasti aku melakukan apa saja untuk mendapatkan yang terbaik. Ya sudahlah. Biar mereka melihat, apa yang kurasakan.

14 December 2008

Tidak ada komentar: